TUJUAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen
Pengampu : Suyatno, M.Pd.I,

Disusun oleh:
1.
Dedy
Nurhidayat
2.
Zaim
Ghufron
3.
Ichsan
wibowo
4.
Khoerotun
Ni’mah
5.
Alfiyatus
Sodiqoh
6.
Anji
Fathunaja
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kurikulum dalam
dunia pendidikan bukan hal yang asing lagi, pendidikan tidak pernah bisa
terlepas dengan yang namanya kurikulum. Tanpa adanya kurikulum pendidikan tidak
akan berjalan, karena kurikulum adalah hal yang sangat dan merupakan program
untuk mencapai tujuan. Karena pentingnya kurikulum dalam pendidikan kurikulum
menjadi sentral dalam seluruh proses pendidikan.
Begitu halnya
dalam pendidikan islam kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan. Mengenai
tujuan kurikulum dalam pendidikan islam dalam makalah ini akan mengulas bagaimana
sebenarnya tujuan dari kurikulum pendidikan islam yang ada. Berbicara mengenai
kurikulum pemdidikan Islam banyak hal yang akan dibahas di dalamnya sebagai
pelengkap diantaranya pembahasan mengenai apa konsep kurikulum pendidikan Islam
yang bisa digali dari beberapa aspek, pembahasan mengenai ciri kurikulum
pendidikan islam, prinsip dan tujuan yang hendak dicapai dalam kurikulum
pendidikan islam. Kesemuanya itu dikemas dan berhubungan satu sama lain demi
terlaksananya kurikulum pendidikan Islam. Oleh karena pentignya hal tersebut,
pembahasan makalah ini menyinggung masalah seputar kurikulum pendidikan Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
konsep kurikulum pada pendidikan islam?
2.
Apa
saja yang menjadi ciri-ciri umum kurikulum pendidikan islam?
3.
Apa
prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pada pendidikan islam?
4.
Apa
tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum pendidikan islam?
C.
Tujuan
Peenulisan
1.
Mengetahui
konsep kurikulum pada pendidikan islam.
2.
Mengetahui
ciri-ciri umum kurikulum pendidikan islam.
3.
Mengetahui
prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar kurikulum pada pendidikan islam.
4.
Mengetahui
tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh kurikulum pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Kurikulum pada Pendidikan Islam.
Esensi kurikulum adalah program. Kurikulum ialah program dalam mencapai
tujuan pendidikan. Pada umumnya isi kurikulum ialah nama-nama mata pelajaran
beserta silabinya atau pokok bahasan. Tetapi sebenarnya kurikulum tidak harus
berupa nama mata pelajaran, dapat saja berupa nama kegiatan. Jika kurikulum
berorientasi kompetensi maka kamu akan menerima kurikulum yang isinya daftar
kompetensi serta indikatornya. Sekalipun isinya bermacam-macam namun isi
kurikulum tetap saja berupa program dalam mencapai tujuan pendidikan.[1]
Kurikulum dalam bahasa arab “manhaj” yaitu jalan yang terang, ataujalan terang
yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya, maksudnya yakni
jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang
dididik atau dilathnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mereka.
Kurikulum dalam pengertian sempit itu terbatas pada
maklumat-maklumat dan pengetauan-pengetahuan yang dikemukakan oleh guru atau
sekolahatau institusi pendidikan lain dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas
atau dalam bentuk kitab-kitab sekolah tradisioal tertentu dari berbagai buku
peninggalan, lama-lama dikaji oleh murid dalam tiap tahun pada pendidikannya. Kurikulum
pada sebagian besar dunia Islam pada periode terakhir dalam sejarahnya sebelum
berkenalan dengan konsep pendidikan modern, terdiri dari beberapa buku
tradisional, pada tiap cabang ilmu atau seni yang ingin dikaji, yang
bertahap-tahap derajat kesulitannya dan luasnya sesuai tahap pelajaran
murid-murid.
Kurikulum juga dapat diartikan sesuai dengan fungsinya sebagai
berikut:
1.
Kurikulum
sebagai program studi, yakni kurikulum sebagai seperangkat mata pelajaran yang
mampu dipelajari anak didik di sekolah atau di lembaga pendidikan yang lain.
2.
Kurikulum
sebagai konten, yakni data atau informasi yang tertera dalam buku-buku kelas tanpa
dilengkapi dengan data atau informasi lain yang memungkinkan timbulnya belajar.
3.
Kurikulum
sebagai kegiatan berencana, yakni kegiatan yang direncanakan secara sistematis
untuk mencapi tujuan yang diinginkan.
4.
Kurikulum
sebagai hasil belajar , yakni seperangkat tujuan yang utuh untuk memperoleh
suatu hasil tertentu tanpa memsfesifikasi cara-cara yang digunakan untuk
memperoleh hasil belajar yang telah direncanakan dan diinginkan.
5.
Kurikulum
sebagai reproduksi cultural, yakni transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan
masyarakat, agar dimiliki dan dipahami anak-anak generasi muda asyarakat
tersebut.
6.
Kurikulum
sebagai pengalaman belajar, yakni keseluruhan pengalaman belajar yang
direcanakan di bawah pimpinan penyelenggara pendidikan.
7.
Kurikulum
sebagai produksi, yakni seperangkat tugas yang harus dilkukan untuk mencapai
hasil yang telah ditetapkan terlebih dahulu. [2]
Kurikulum adalah termasuk aspek-aspek utama dalam proses pendidikan
yang mendapat kecaman keras dan ditunjukkan cacat cela dan aspek-aspek
kekurangannya dan ingin dikembangkan, diperbaiki dan dirubah konsepnya.
Konsep kurikulum meliputi semua pengalaman, aktivitas-aktivitas
suasana dan pengaruh-pengaruh yang diberikan kepada murid-murid atau mereka
mengerjakan atau mereka menjumpai alam sekolah dan dibawah kelolaan sekolah.
Kurikulum bukan hanya meliputi matapelajaran dan pengalaman-pengalaman yang
tersusun yang berlaku dalam kelas, tetapi meliputi semua kegiatan kebudayaan,
kesenian, olahraga dan sosial yang dikerjakan oleh murid-murid di luar jadwal
waktu dan di luar kelas dalam dan dibawah kelolaan sekolah.[3]
Kecaman-kecaman yang
dilontarkan kepada kurikulum tradisional mungkin sesuai dengan kurikulum
pengajaran di dunia Islam pada zaman-zaman terakhir sebelum permulaan masa
kebangkitan modern, yaitu zaman dunia Islam ditimpa oleh keterbelakangan dan
kelemahan dalam segala bidang ilmiah, budaya, ekonomi dan politik, tetapi tidak
seorangpun dapat menyatakan bahwa kecaman-kecaman itu dapat diterapkan kepada kurikulum
pengajaran dalam dunia Islam dalam zaman keemasannya yang pertama: zaman
kekuatannya dari segi politik dan kemajuan ilmiah dan budaya. Sebab kurikulum
pengajaran pada masa itu lebih maju daripada zamannya, menyeluruh pada
kandungannya, meluas pada sifat-sifatya, menghimpun antara ilmu-ilmu akal,
antara kajian teoritis dan pelaksanaanya yang praktis, dan mengakui kegiatan luar
yang berlaku di luar kelas.
B.
Ciri-Ciri
Umum Kurikulum Pendidikan Islam.
Diantara cirri-ciri umum pendidikan Islam yakni:
1.
Menonjolnya
tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan-kandungan,
metode-metode, alat-alat dan tekniknya bercorak agama. Segala yang diajarkan
dan diamalkan dalam lingkungan agama dan akhlak dan berdasar pada Al-Qur’an,
sunnah, dan peninggalan orang-orang terdahulu yang saleh. Dan dimaksudkan untuk
mencapai tujuan-tujuan agama dan akhlak atau tujuan-tujuan kemanfaatan yang
tidak bertentangan dengan agama dan akahlak.
2.
Meluasnya
perhatiannya dan menyeluruhnya kandungan-kandunganya. Kurikulum yang
betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran, dan ajaran-ajarannya adalah
kurikulum yang luas dan menyeluruh dalam perhatian dan kandungannya serta luas
dalam perhatiannya.
3.
Ciri-ciri
keseimbangan yang relatif diantara kandungan-kandungan
kurikulum dari ilmu-ilmu dan seni, atau kepastian-kepastian,
pengalaman-pengalaman dan kegiatan-kegiatan pengajaran yang bermacam-macam. Kurikulum
dalam pendidikan Islam, sebagaimana ia terkenal dengan menyeluruhny perhatian
dan kandungannya, juga menaruh perhatian untuk mencapai perkembangan yang
menyeluruh, lengkap-melengkapi, dan berimbang antara orang dan masyarakat, juga
menaruh perhatian pada segala ilmu-ilmu, seni, kegiatan-kegiatan pendidikan
yang berguna dalam bentuk perseimbangan yang wajar yang menjaga agar setiap ilmu,
bentuk perseimbangan yang wajar yang menjaga agar setiap ilmu, seni dan
kegiatan itu mendapat perhatian, pemeliharaan dan penjagaan yang patut
dipunyainya, yaitu sesuai dengan manfaat yang dapat diberinya kepada pribadi dan
masyarakat.
4.
Kecenderungan
pada seni halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan
teknik, latihan kejuruan, bahasa-bahasa asing, sekalipun atas dasar
perseorangan dan juga bagi mereka yang memiliki kesediaan dan bakat bagi
perkara-perkara ini dan mempunyai keinginan untuk mempelajari dan melatih diri
dengan perkara itu. Ciri ini tidak membawa perkara baru, hanya menguatkan dua ciri
yang lalu yaitu cirri menyeluruh dan keseimbangan pada kandungan kurikulum
tidak terbatas pada ilmu-ilmu yang teoritis, baik yang bersifat naqli atau
aqli, tetapi melebihi ilmu-ilmu teoritis ini sampai pada seni halus, aktivitas
pendidikan jasmani, latihan militer, ilmu-ilmu teknik dan latihan kejuruan
dalam segala pekerjaan, pertukangan dan bahasa-bahasa asing, dan hal lai yang
dianggap kurikulum modern sebagai kandungannya.
5.
Perkaitan
antara kurikulum dalam pendidikn islam dengan kesediaan-kesediaan
pelajar-pelajar dan minat, kemampuan, kebutuhan dan perbedaan-perbedaan
perseoranga diantara mereka. Juga kaitan dengan alam sekitar budaya dan sosial
dimana kurikulum itu dilaksanakan.
C.
Prinsip-Prinsip
Umum yang Menjadi Dasar Kurikulum pada Pendidikan Islam.
Dalam kurikulum
pendidikan terdapat prinsip-prinsip umum
yang menjadi dasar kurikulum pendidikan islam, diantara prinsip-prinsip
umum tersebut antara lain:
a.
Prinsip
Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran-ajaran dan nilai-nilainya
Setiap yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan-
tujuan, kandungan-kandungan, metode mengajar,cara-cara perlakuan, dan hubungan
yang berlaku dalam lembaga-lembaga pendidikan harus mendasar pada agama dan
akhlak islam, harus terisi dengan jiwa agama islam, keutaman-keutaman ,
cita-citanya yang tinggi dan bertujuan untuk membina pribadi yang mukmin,
kemauan yang baik, dan hati nurani yang selalu waspada.
b.
Prinsip
menyeluruh (Universal) pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
Kalau tujuan-tujuan harus meliputi segala aspek pribadi pelajar
maka kandungan-kandungannya harus meliputi juga segala yang berguna untuk membina pribadi pelajar
yang berpadu dan membina akidah, akal dan jasmaninya. Begitu juga yang
bermanfaat pada masyarakat.
c.
Keseimbangan
yang relative antara tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum.
Kalau ia memberi perhatian besar pada perkembangan aspek spiritual
dan ilmu-ilmu syariat, tidaklah ia membolehkan aspek spiritual itu melampaui aspek-aspek penting lain dalam
kehidupan, dan juga tidak boleh
ilmu-ilmu syariat melampaui ilmu-ilmu-seni, dan kegiatan-kegiatan lain
yang tak dapat diadakan untuk individu dan masyarakat.
d.
Prinsip
Perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan pelajar,
begitu juga dengan alam sekitar fisik dan social dimana pelajar itu hidup dan
berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuan-pengetahuan, kemahiran, pengalaman, dan sikapnya.
e.
Pemeliharaan
perbedaan-perbedaan individual diantara pelajar-pelajar dalam bakat-bakat,
minat, kemampuan-kemampuan, kebutuhan-kebutuhan, dan masalah-masalahnya, dan
juga memelihara perbedaan-perbedaan dan kelainan-kelainan diantara alam sekitar
dan masyarakat. Kerana dengan pemeliharaan dapat menambahakan kesesuaian dengan
kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan pelajar dan masyarakat dan menambahkan
fungsi dan gunanya.
f.
Prinsip
perkembangan dan perubahan.
Islam yang menjadi smber pengambilan falsafah, prinsip-prinsip,
dasar-dasar kurikulum. Islam menggalakan perkembangan yang membangun dan berguna,
perubahan yang progresif dan bermanfaat dan membolehkan sifat menyesuaikan diri
dengan perkembangan dan perubahan yang berlaku dalam kehidupan.
g.
Prinsip
pertautan antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman-pengalaman dan aktiviti
yang terkandung dalam kurikulum.[4]
D.
Tujuan-Tujuan
yang Ingin Dicapai Oleh Kurikulum Pendidikan Islam.
Tujuan-Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam
a.
Pembinaan
individu atau warganegara yang beriman kepada Rukun Iman
b.
Pembinaan
pribadi muslim yang berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama dan berakhlak yang
mulia.
c.
Pembiaan
warganegara yang sehat, dan kuat.
d.
Pembinan
pribadi yang berimbang pada motivasi dan keinginan-keinginan yang sesuai dengan
diri dan dengan orang lain.
e.
Pembinaan
warganegara yang dipersenjatai dengan ilmu dan pengetahuan
f.
Menciptakan
warganegara yang terdidik pada perasaan seni dan sanggup menikmatinya,
menghargai dan merasakan keindahan dalam berbagai bentuk dan macamnya.
g.
Membentuk
warganegara yang memiliki kemampuan social, ekonomi dan politik
h.
Memperkokoh
kehidupan agama
i.
Meneguhkan
bahas arab yang tulen dan menjaganya dari factor-fatktor yang menghancurkan
j.
Pembinaan
masyarakat islam yang mulia
k.
Pembinaan
masyarakat yang kuat dan maju dari segi ekonomi
l.
Turut
serta melaksanakan perdamaian dunia berdasar pada kebenaran, keadilan,
toleransi, saling mengerti, kerjasama, dan saling hormat menghormati.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum
yakni jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru latih dengan
orang-orang yang dididik atau dilathnya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mereka. Pada umumnya isi kurikulum ialah nama-nama mata
pelajaran beserta silabinya atau pokok bahasan. Tetapi sebenarnya kurikulum
tidak harus berupa nama mata pelajaran, dapat saja berupa nama kegiatan.
Ciri-Ciri
Umum Kurikulum Pendidikan Islam diantaranya menonjolnya tujuan agama dan akhlak
pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungannya; meluasnya perhatiannya dan
menyeluruhnya kandungan-kandunganya; menaruh perhatian untuk mencapai
perkembangan yang menyeluruh; melebihi ilmu-ilmu teoritis ini sampai pada seni
halus, aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, ilmu-ilmu teknik dan
latihan kejuruan dalam segala pekerjaan, pertukangan dan bahasa-bahasa asing,
dan hal lai yang dianggap kurikulum modern sebagai kandungannya, berkaitan
dengan kesediaan-kesediaan pelajar-pelajar dan minat, kemampuan, kebutuhan dan
perbedaan-perbedaan perseoranga diantara mereka dan dengan alam sekitar budaya
dan sosial.
Prinsip
kurikulum pendidikan islam: Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama,
prinsip perkaitan dengan bakat, minat, kemampuan-kemampuan, dan kebutuhan
pelajar, begitu juga dengan alam sekitar fisik dan social dimana pelajar itu hidup dan
berinteraksi untuk memperoleh
pengetahuan-pengetahuan, kemahiran, pengalaman, dan sikapnya, pemeliharaan
perbedaan-perbedaan individual diantara pelajar-pelajar dalam bakat-bakat,
minat, kemampuan-kemampuan, kebutuhan-kebutuhan, dan masalah-masalahnya, dan
juga memelihara perbedaan-perbedaan dan kelainan-kelainan diantara alam sekitar
dan masyarakat, prinsip perkembangan dan perubahan, prinsip pertautan antara
mata pelajaran, pengalaman-pengalaman-pengalaman dan aktiviti yang terkandung
dalam kurikulum.
Tujuan-Tujuan Kurikulum Pendidikan Islam seperti pembinaan individu
atau warganegara yang beriman kepada Rukun Iman, pembinaan pribadi muslim yang
berpegang teguh pada ajaran-ajaran agama dan berakhlak yang mulia, pembiaan
warganegara yang sehat, dan kuat dll.
DAFTAR PUSTAKA
Tafsir;
Ahmad, 2006,Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Remaja
Rosdakarya,
Al-Syaibani,
Omar Mohammad Al-Toumy, 1979,Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan
Bintang.
Aziz, Abd, 2009, Filsafat Pendidikan Islam: sebuah gagasan
membangun pendidikan islam,Yogyakarta:Sukses Ofset
[1]
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), halm.99
[2] Abd Aziz, Filsafat
Pendidikan Islam: sebuah gagasan membangun pendidikan islam,(Yogyakarta:Sukses
Ofset,2009)halm.162-163
[3] Omar Mohammad
Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, ( Jakarta:Bulan Bintang,
1979), halm.484
[4] Ibid, halm. 519-522
0 komentar:
Posting Komentar